Jumat, 02 Februari 2007 03:06
* Indonesia penderita terbanyak
Jakarta - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mendukung penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi flu burung (Avian Influenza/AI) sebagai bencana nasional.
"Itu perlu, supaya perhatian masyarakat lebih baik," katanya, di Jakarta, Kamis (1/2).
Menkes menjelaskan, bila status KLB flu burung ditingkatkan menjadi bencana nasional maka upaya penanggulangan penyakit mematikan yang utamanya ditularkan oleh unggas itu akan menjadi tanggungjawab semua komponen bangsa.
"Kalau sudah menjadi bencana nasional artinya akan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa," ujarnya.
Perubahan status menjadi bencana nasional juga akan berdampak pada mekanisme pendanaan upaya penanggulangan flu burung di Tanah Air. "Jadi misalnya Depkes butuh sesuatu yang urgent bisa dikeluarkan dana dari situ," ujarnya.
Sebelumnya, Rabu (31/1), Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Paskah Suzetta menyatakan pemerintah segera menyatakan penyebaran penyakit flu burung sebagai bencana nasional karena telah menjadi endemi dan secara sporadik menyebar ke banyak daerah.
"Sekarang sudah mengarah. Pak Presiden sudah memberi indikasi bahwa ini adalah suatu bencana nasional yang harus kita tangani. Jadi, penanganannya tidak lagi secara ad hoc," katanya.
Menurut Paskah, kriteria bencana nasional yang telah dipenuhi oleh virus H5N1 itu adalah banyaknya korban serta penyebarannya yang tidak bisa dilokalisir.
Dalam pertemuannya dengan Komisi VI DPR, Menkes mengatakan Indonesia menduduki ranking pertama jumlah penderita flu burung di dunia. Sepanjang Januari 2007 saja, 6 orang meninggal. Padahal di dunia hanya terjadi 1 kasus kematian. "Penderita di Indonesia rata-rata berusia 16-45 tahun," ujarnya.
Menkes juga melaporkan, dari survei yang dilakukan departemennya, hingga 31 Januari 2007 tercatat 81 orang suspect flu burung dan 63 orang meninggal dunia.
"Sebanyak 52 persen penyebab flu burung terjadi akibat kontak langsung, 31 persen kontak tidak langsung, 16 persen dari pupuk kandang, dan 1 persen tidak diketahui," ujarnya.
Sedangkan Ketua Komnas Penanganan Flu Burung Bayu Krisnamukti menyatakan Depkes telah melakukan sejumlah langkah dalam penanganan flu burung, yakni dengan pemberian informasi kepada seluruh pihak agar tidak panik.
Selain itu, memberi pelayanan cepat dan tepat sesuai standar yang ditentukan, mendukung kebijakan tidak adanya unggas di sekitar permukiman, kesiapan 44 rumah sakit rujukan flu burung dan menyiapkan beberapa rumah sakit lain. ant/dtc
No comments:
Post a Comment